Pada
tanggal 6 – 8 Desember 2012 yang lalu digelar acara tahunan World SME
Expo di Hongkong Convention Center. Asosiasi Franchise Indonesia (AFI)
diundang sebagai narasumber dalam seminar yang berjudul Drawing Business Opportunity from Overseas Franchise. Dalam acara tersebut, AFI diwakili oleh Bije Widjajanto, konsultan franchise dari Ben WarG Consulting, yang membawakan presentasi berjudul Franchise Potentiality of Indonesia. Selain Bije Widjajanto, juga tampil narasumber dari beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina.
Dalam presentasinya, Bije menjelaskan bahwa Indonesia memiliki
potensi pasar yang sangat besar bagi berkembangnya industri franchise
secara domestik. Populasi kelas menengah yang saat ini sekitar 50 juta
jiwa dari 240 juta penduduk ini masih akan tumbuh terus menjadi 95 juta
dari 280 juta penduduk pada tahun 2025. Tingkat konsumsi yang besar
tersebut merupakan potensi yang sangat tinggi dalam bisnis franchise.
Selain menjadi pasar bagi bisnis franchise, sebenarnya dari Indonesia
juga memiliki banyak potensi bisnis franchise yang dapat dikembangkan
sebagai franchise internasional. Terutama industri-industri yang dapat dikembangkan dengan karakteristik budaya Indonesia, seperti ethnical culinary
atau kuliner tradisional. Dimana Indonesia sangat kaya dengan
keragaman makanan tradisional. Dan keragaman ini, disampaikan Bije,
bisa dijadikan keunikan bisnis untuk menarik pasar. Apalagi makanan
Indonesia juga dikenal sebagai makanan halal sehingga dapat dikonsumsi
oleh hampir semua orang. “Ini merupakan beberapa hal yang bisa
diharapkan dari bisnis kuliner tradisional Indonesia,” tegas Bije.
Lebih jauh di depan para peserta seminar, Bije juga mengatakan bahwa
secara relatif, franchise Indonesia memang masih tergolong rendah dalam
kualitas sistem dan penerapan manajemen modern. Namun demikian, kata
Bije, karakteristik budaya Indonesia dapat untuk sementara menjadi entri point yang strategis untuk memasuki pasar di negara-negara yang lebih maju.
Soal kemampuan untuk memberikan dukungan bagi franchisee di
negara-negara lain jika sudah go international, disampaikan Bije bahwa
itu tidak akan menjadi kendala besar bagi franchisor Indonesia. Sebab
franchisor Indonesia sudah terbiasa melakukan dukungan kepada franchisee
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Didepan peserta Bije Widjajanto lalu mencontohkan beberapa bisnis
kuliner Indonesia yang sudah sukses beroperasi di luar negeri, seperti
Es Teler 77, Bumbu Desa, Ayam Penyet Ria, Pecel Lele Lela, Ayam Bakar
Mas Mono dan Wong Solo.
Sebagai informasi, Hong Kong World SME Expo merupakan acara tahunan yang
digelar oleh Hong Kong Trade Development Council (HKDTC). Setiap
tahunnya, Hongkong World SME Expo dihadiri oleh ribuan pengunjung dan
UKM dari seluruh dunia yang ingin menemukan solusi bisnis guna
meningkatkan daya saing mereka. Selain untuk mengeksplorasi berbagai
peluang bisnis yang ada.
Sumber : Majalah Franchise
Wong Solo
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar