Wong Solo

Wong Solo

Kamis, 03 April 2014

Franchise Potentiality of Indonesia di Hong Kong World SME Expo

Franchise Potentiality of Indonesia di Hong Kong World SME ExpoPada tanggal 6 – 8 Desember 2012 yang lalu digelar acara tahunan World SME Expo di Hongkong Convention Center. Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) diundang sebagai narasumber dalam seminar yang berjudul Drawing Business Opportunity from Overseas Franchise. Dalam acara tersebut, AFI diwakili oleh Bije Widjajanto, konsultan franchise dari Ben WarG Consulting, yang membawakan  presentasi berjudul Franchise Potentiality of Indonesia. Selain Bije Widjajanto, juga tampil narasumber dari beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina.
Dalam presentasinya, Bije menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar bagi berkembangnya industri franchise secara domestik. Populasi kelas menengah yang saat ini sekitar 50 juta jiwa dari 240 juta penduduk ini masih akan tumbuh terus menjadi 95 juta dari 280 juta penduduk pada tahun 2025. Tingkat konsumsi yang besar tersebut merupakan potensi yang sangat tinggi dalam bisnis franchise.

Selain menjadi pasar bagi bisnis franchise, sebenarnya dari Indonesia juga memiliki banyak potensi bisnis franchise yang dapat dikembangkan sebagai franchise internasional. Terutama industri-industri yang dapat dikembangkan dengan karakteristik budaya Indonesia, seperti ethnical culinary atau kuliner tradisional.  Dimana Indonesia sangat kaya dengan keragaman makanan tradisional. Dan keragaman ini, disampaikan Bije,  bisa dijadikan keunikan bisnis untuk menarik pasar. Apalagi makanan Indonesia juga dikenal sebagai makanan halal sehingga dapat dikonsumsi oleh hampir semua orang. “Ini merupakan beberapa hal yang bisa diharapkan dari bisnis kuliner tradisional Indonesia,” tegas Bije.
Lebih jauh di depan para peserta seminar, Bije juga mengatakan bahwa secara relatif, franchise Indonesia memang masih tergolong rendah dalam kualitas sistem dan penerapan manajemen modern. Namun demikian, kata Bije, karakteristik budaya Indonesia dapat untuk sementara menjadi entri point yang strategis untuk memasuki pasar di negara-negara yang lebih maju.
Soal kemampuan untuk memberikan dukungan bagi franchisee di negara-negara lain jika sudah go international, disampaikan Bije bahwa itu tidak akan menjadi kendala besar bagi franchisor Indonesia. Sebab franchisor Indonesia sudah terbiasa melakukan dukungan kepada franchisee yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Didepan peserta Bije Widjajanto lalu mencontohkan beberapa bisnis kuliner Indonesia yang sudah sukses beroperasi di luar negeri, seperti Es Teler 77, Bumbu Desa, Ayam Penyet Ria, Pecel Lele Lela, Ayam Bakar Mas Mono dan Wong Solo.
Sebagai informasi, Hong Kong World SME Expo merupakan acara tahunan yang digelar oleh Hong Kong Trade Development Council (HKDTC). Setiap tahunnya, Hongkong World SME Expo dihadiri oleh ribuan pengunjung dan UKM dari seluruh dunia yang ingin menemukan solusi bisnis guna meningkatkan daya saing mereka. Selain untuk mengeksplorasi berbagai peluang bisnis yang ada.
Sumber : Majalah Franchise

Tidak ada komentar :

Posting Komentar