Wong Solo

Wong Solo

Kamis, 03 April 2014

Wong Solo Group Sambut Baik Tawaran Pembiayaan Usaha LPDB

Laboga Foodcourt, Bandung
Sebagai pemain franchise yang sudah lama eksis dalam usaha kuliner, Wong Solo Grup menyambut positif tawaran pembiayaan dari LPDB. Sehingga, Wong Solo Group lebih berpartisipasi aktif dalam program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan dengan membuka lapangan pekerjaan lewat pengembangan UKM.

Wong Solo Group kini tengah bersinar kembali. Di berbagai daerah Ayam Bakar Wong Song Solo yang menjadi merek andalan grup ini kiprahnya mulai menanjak. Bahkan, di Malaysia, ayam bakar Wong Solo sudah eksis dengan 5 gerai. Tidak hanya itu saja, Wong Solo Group saat ini telah memiliki merek usaha kuliner yang banyak diminati. Sebut saja Iga Bakar Mas Giri, di daerah Malang dan Bandung merek ini sedang booming dan menciptakan antrian panjang pengunjung.

Selain itu, Wong Solo Group juga memiliki sejumlah merek lain seperti Mie Jogja Pak Karso, Mie Kocok Bandung Mang Uci, Ayam Penyet Surabaya, Mie Ayam Jamur, Ikan Bakar Makasar, Mie Aceh REK, Steak KQ5 dan yang paling Anyar adalah Laboga, yang baru saja diluncurkan di Bandung. Usaha tersebut cukup berkembang dan menjadi makanan alternatif di kota daerah. Berbagai merek tersebut menawarkan peluang kemitraan mulai investasi menengah bawah hingga atas dengan omset yang lumayan bagus.

Melihat  keunggulan yang dimiliki , LPDB bersama HIPMIKINDO tertarik untuk mengucurkan dana bergulir ke Wong Solo Group. Sebagai perwujudannya, pada Sabtu, 19 Maret  HIPMIKINDO melakukan survei lokasi usaha milik Wong Solo Group dengan melihat secara langsung kinerja beberapa mereknya di Bandung. “Saya melihat langkah LPDB yang berniat melakukan kerjasama dengan Wong Solo Group sangat tepat. Sebab, kita semua sudah tahu bahwa Puspo Wardoyo memang  raja kuliner yang berhasil mengembangkan bisnisnya di beberapa daerah,” ujar Maz Pandjaitan, Ketua Umum DPP HIPMIKINDO menjelaskan kenapa memilih Wong Solo Group sebagai salah satu penerima fasilitas pembiayaan dari LPDB, selain 117 merek franchise lain,

Sementara itu, Puspo Wardoyo, pemilik Wong Solo Group mengatakan, dirinya sangat positif menyambut tawaran kerjasama dengan LPDB. Pasalnya, Wong Solo Goup sudah memiliki pengalaman panjang menggeluti usaha kuliner. Dan saat ini sekitar 12 merek usaha kuliner yang tergolong usaha UKM siap untuk kerjasama. “Apalagi kita sudah membuktikan bahwa produk bisnis kita sudah teruji dan proven di beberapa daerah. Dan Wong Solo Group siap membantu calon pengusaha UKM untuk berbisnis bersama Wong Solo Group di beberapa daerah,” ujarnya.

Puspo mengharapkan, niat LPDB menggandeng Wong Solo Group agar segera terealiasasi. Karena program ini memang sudah saatnya dilakukan pemerintah untuk mendorong sektor UKM. “Kita mengharapkan program ini serius, jangan sekedar diatas proposal saja. Sebab, para pengusaha lokal kita di daerah sudah seharusnya dibantu oleh pemerintah. 

Luncurkan LABOGA

Wong Solo Group tidak pernah berhenti berinovasi dalam dunia usaha. Setelah sukses mengembangkan Mie Jogja, Mie Kocok, dan Iga Bakar Mas Giri serta beberapa merek usaha kuliner lain di beberapa daerah, usaha besutan Puspo Wardoyo itu kembali meluncurkan usaha kuliner bernama LABOGA Signature di daerah Bandung, Jl. Buah Batu pada Senin 21 Maret 2011.

Berbeda dengan usaha kuliner sebelumnya, LABOGA dikonsep oleh Puspo Wardoyo layaknya taman kuliner atau foodcourt yang berada di satu tempat. Di dalam LABOGA terdapat  sekitar 8 merek produk makanan tradisional. Delapan merek tersebut adalah Gudeg Yu Sum, Raja Sate, Ikan Bakar Makasar, Mie Aceh REK, Ayam Penyet Suroboyo, Lontong Opor Cap Gomeh, Steak KQ5, dan Bebek Goreng Lek Man.

Dijelaskan Puspo, LABOGA bisa menjadi tempat makanan alternatif yang suka dengan makanan tradisional. Pasalnya, semua jenis makanan yang akrab dan biasa dimakan orang Indonesia ada di LABOGA. “Berbagai jenis produk makanan daerah dari berbagai merek Wong Solo Group kita kumpulkan jadi satu ruangan di LABOGA. Sehingga tempat ini bisa dikatakan sebagai taman kulier lah,” ungkap Puspo.

Lalu, kenapa di Bandung? Jawab Puspo, karena Bandung adalah salah satu daerah kuliner yang kurang afdol kalau tidak dikunjungi para wisatawan. Meski begitu, lanjut dia, LABOGA rencananya akan dikembangkan ke berbagai daerah, seperti  Surabaya, Medan, dan Surabaya. Selain itu, untuk melengkapi jenis kuliner yang sudah ada ada, rencananya sekitar 12 merek produk makanan khas tradisional Indonesia juga  siap diluncurkan. “Kedepannya, LABOGA juga akan siap melengkapi produk-produk barunya. Sekitar 12 merek produk makanan khas tradisional Indonesi siap diluncurkan,” tutur Puspo

Zaziri
Sumber : Majalah Franchise 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar